top of page
Search

MAHASISWA DAN JUNK FOOD

  • Writer: Jogja Laper
    Jogja Laper
  • Jul 4, 2018
  • 4 min read


ree

Menurut wikipedia junk food adalah istilah yang mendeskripsikan makanan yang tidak sehat atau memiliki sedikit kandungan nutrisi. Di era modern seperti saat ini dengan segala sesuatu yang serba praktis sering membuat masyarakat mengonsumsi makanan cepat saji secara terus-menerus. Sekarang makanan ini sudah akrab di lidah masyarakat bahkan tidak sedikit yang mengonsumsinya sebagai santapan sehari-hari terutama mahasiswa. Ini bisa dilihat dengan banyaknya mahasiswa yang menghabiskan waktu santai mereka berkumpul bersama teman-temannya di restoran atau tempat makanan cepat saji lainnya. Hal ini sangat disayangkan jika dikonsumsi oleh mahasiswa karena junk food mengandung jumlah lemak yang besar, rendah serat, banyak mengandung garam, gula, zat aditif dan kalori tinggi tetapi rendah nutrisi, rendah vitamin, dan rendah mineral, sehingga dapat memicu segala macam penyakit berbahaya seperti hipertensi, diabetes, stroke, obesitas, jantung dan kanker. Adapun jenis-jenis junk food yang sering dikonsumsi mahasiswa yaitu, makanan gorengan, makanan yang banyak mengandung gula, makanan dari daging berlemak dan makanan daging olahan.


Bahaya Junk Food:

Junk Food Merusak Sel-sel Otak

Bahaya Junk Food, Para ahli di Amerika Serikat kembali memperingatkan bahaya kebiasaan rutin menyantap makanan sampah atau junk food. Menurut riset terbaru, makanan dengan kandungan lemak tinggi, tetapi nilai gizi nol ini dapat merusak sel-sel dalam otak yang mengendalikan berat badan, dan memicu siklus obesitas. Temuan ini juga memberikan penjelasan mengapa orang yang kegemukan begitu sulit menurunkan berat badan.


Junk Food Memicu Depresi

Bahaya Junk Food, Mengonsumsi makanan yang mengandung lemak trans yang tinggi bukan hanya membuat seseorang terancam sakit jantung, namun juga meningkatkan risiko mengidap depresi, demikian hasil kajian ilmuwan di Spanyol. Lemak trans (trans fat) adalah jenis lemak yang dapat ditemukan pada bentuk artifisial dalam produk-produk pastri dan makanan cepat saji. Sebagian besar lemak trans disintesiskan secara artifisial melewati proses kimia yang menambahkan hidrogen ke dalam minyak sayur. Dalam bahasa sederhana, itu artinya mengubah minyak cair menjadi lemak padat.

Peneliti dari Universities of Navarra and Las Palmas de Gran Canaria dalam riset terbarunya menyatakan lemak trans dapat memicu depresi. Hasil penelitian ini mendukung hasil beberapa kajian sebelumnya yang mengungkap dampak buruk jenis lemak ini bagi tubuh. Dalam risetnya, para peneliti memantau dan menganalisa pola diet dan gaya hidup sekitar 12 ribu partisipan selama 6 tahun. Di awal penelitian, tak ada satu pun yang didiagnosa mengidap depresi, tetapi di akhir riset, sebanyak 657 relawan tercatat menjadi pengidap baru.

Masih menurut laporan riset itu, jumlah pengidap depresi di seluruh dunia saat ini mencapai 150 juta orang dan angka ini meningkat dalam beberapa tahun terakhir. Peningkatan ini, kata peneliti, diakibatkan oleh perubahan radikal dari sumber lemak yang diasup dalam pola diet barat, di mana sejumlah jenis lemak tertentu yang bermanfaat yakni lemak tak jenuh ganda (polyunsaturated) dan lemak tak jenuh tunggal (monounsaturated) pada kacang-kacangan, minyak ikan dan minyak sayur – digantikan dengan jenis lemak jenuh dan trans-fat yang ditemukan dalam daging, mentega dan jenis produk lainnya seperti pastri dan fast food.


Junk Food dan Soft Drink dapat menyebabkan Jerawatan

Bahaya Junk Food, Ada sejumlah penelitian yang menyatakan bahwa ada hubungan antara pola makan dan jerawat. Namun, para dermatolog sepakat, fakta ini masih membutuhkan lebih banyak penelitian. Kebanyakan remaja usia 17-18 tahun memiliki jerawat, dan hal ini bisa berlangsung hingga usia 20-an dan 30-an. Pada kasus-kasus lain, jerawat lebih disebabkan faktor genetik. Namun, secara umum jerawat ditimbulkan oleh lingkungan dan dipicu oleh makanan.

Jerawat sebenarnya timbul ketika pori-pori Anda tersumbat akibat kelenjar minyak (sebum) di dalam pori meradang. Peradangan ini terjadi ketika kelenjar minyak memproduksi minyak berlebih, terganggu oleh sel-sel kulit mati, atau pori-pori terisi, yang mendorong tumbuhnya bakteri.

Dulu para dermatolog meyakini tidak ada hubungan antara pola makan dan jerawat. Akan tetapi, bukti-bukti yang bermunculan menunjukkan bahwa beberapa makanan dan minuman tertentu mungkin telah menyebabkan atau memicu jerawat pada beberapa orang. Jika anda ingin menghindari jerawat, konsumsilah makanan seperti pasta, nasi merah, roti dan tepung gandum, apel, melon, dan buah-buahan segar.


Junk Food Meningkatkan kadar gula darah

Bahaya Junk Food, Makanan kemasan dan saringan menciptakan kondisi sempurna untuk jerawat. Sebab, makanan-makanan ini meningkatkan kadar gula darah dengan cepat, dan menyebabkan kadar insulin meningkat. Beberapa jenis makanan yang biasa dikonsumsi orang dewasa yang bisa menyebabkan jerawat tersebut antara lain makanan ringan yang mengandung gula, roti tawar, dan soft drink. Makanan ini tidak langsung menyebabkan jerawat karena metabolisme berubah sebagai responsnya, dan mendorong insulin.

Semakin lama, kadar insulin yang tinggi menyebabkan kulit lebih kering, lebih tebal, lalu serpihan kulit yang kering itu menyumbat pori-pori. Insulin juga meningkatkan kadar androgen bebas (hormon pria) pada pria dan wanita, yang lalu menyebabkan kelenjar sebum pada kulit memproduksi lebih banyak minyak, dan memincu jerawat. Orang dewasa lebih responsif terhadap insulin sehingga dapat menimbulkan lebih banyak problem. Jus sebaiknya dikurangi karena juga meningkatkan kadar gula darah dan insulin.



Kebanyakan Junk Food menyebabkan Pikun

Bahaya Junk Food, Penelitian terbaru pada tikus di laboratorium menunjukkan, konsumsi junk fooddapat memicu terjadinya kerusakan sel syaraf otak mirip penyakit kepikunan Alzheimer. Tikus yang diberikan makanan junk food selama sembilan bulan menunjukkan tanda-tanda abnormalitas pada otak berupa rangkaian kusut neurofibrillary yang berisi protein tau mengidikasikan adanya Alzheimer, demikian dilaporkan para ilmuwan dari Karolinska Institutet, Swedia.

Sebuah studi yang dilakukan University of Minnesota School of Public Health, meneliti bahwa makan junk food dua kali atau lebih dalam seminggu memiliki kemungkinan dua puluh tujuh persen lebih besar untuk terserang diabetes dan lima puluh enam persen meninggal akibat penyakit jantung, dibandingkan dengan partisipan yang jarang atau tidak pernah makan junk food. Bahkan partisipan yang diketahui makan junk food empat kali atau lebih perminggu, risiko kematian akibat serangan jantung meningkat hingga delapan puluh persen.

Di dalam tubuh manusia usus berperan dalam proses pencernaan. Oleh karena itu penting untuk memelihara dan menjaga usus dengan memperhatikan makanan yang akan dikonsumsi. Makanan yang susah dicerna akan memperburuk keadaan usus dan mempengaruhi cara kerja organ lainnya. Mari kita atur pola makan kita dan lindungi usus serta organ lainnya dengan mengonsumsi makanan yang bergizi.

Reporter: Anita Putri R

 
 
 

Comments


!
Widget Didn’t Load
Check your internet and refresh this page.
If that doesn’t work, contact us.

Join our mailing list for updates, events and recipes

SOCIAL MEDIA

JOGJA LAPER

bottom of page