JOKOWI DAN GIZI BURUK ASMAT
- Jogja Laper
- May 6, 2018
- 2 min read
Wabah campak dan gizi buruk di Kabupaten Asmat, Papua, menjadi perhatian masyarakat Indonesia, terlebih sudah ditetapkan sebagai kejadian luar biasa oleh pemerintah. Berbagai upaya telah dikerahkan untuk mengatasi permasalahan yang ada di salah satu provinsi paling timur di Indonesia itu. Penanganan campak dan gizi buruk telah melibatkan kementrian dan lembaga yang ada.
Pemerintah sudah melakukan langkah tanggap darurat dengan membentuk tim terpadu yang terdiri atas anggota TNI/Polri, Kementrian Kesehatan, Kementrian Sosial, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat dan pemerintah setempat. Perkembangan terakhir penanganan kejadian luar biasa campak dan gizi buruk di Kabupaten Asmat terdapat 72 orang meninggal dunia. Dari penelusuran di 196 kampung di 22 distrik yang ada di Kabupaten Asmat, sudah ada 12.883 anak yang terlayani.
Menurut Menteri Kesehatan Nila F Moeloek mengatakan gizi buruk dan campak di Asmat bukan hanya masalah kesehatan tetapi permasalahan hilir yang disebabkan oleh banyak faktor. Faktor layanan kesehatan hanya menyumbang 20 persen dari permasalahan gizi buruk dan campak di Asmat. Selebihnya adalah faktor lingkungan 40 persen, faktor sosial budaya 30 persen dan faktor genetika 10 persen.
Sepertinya warga Asmat perlu direlokasi untuk mengumpulkan mereka yang selama ini tinggal menyebar di beberapa wilayah. Namun sepertinya relokasi itu tidak mungkin dilakukan mengingat tempat mereka yang menyebar dan karakter mereka. Ketika krisis kesehatan gizi buruk dan campak di Asmat ini menjadi sorotan media, kondisi geografis wilayahnya yang didominasi rawa berlumpur dan sungai-sungai dianggap sebagai salah satu pemicu utama kasus tersebut. Kondisi ini diperparah harga bahan bakar minyak (BBM) yang relatif lebih mahal akibat suplai BBM yang tidak lancar di wilayah itu. Tentu saja, persoalan di balik krisis kesehatan tersebut tak melulu soal geografis.
Beberapa pekan lalu kedatangan Presiden Jokowi di kota Agats, Kabupaten Amat, Provinsi Papua disambut haru dan suka cita. Bagaimana tidak, jokowi menjadi Presiden Indonesia pertama yang menginjakkan kaki di tanah Asmat. Menjumpai warga Asmat, saudara satu bangsa yang tinggal di ujung timur Indonesia namun sangat jarang jadi perhatian. Kedatangan Presiden Jokowi ke Asmat salah satu tujuanya adalah untuk meninjau pembangunan infrastruktur, infrastuktur ini diharapkan mampu menyelesaikan gizi buruk di Asmat yang aksesnya disana masih teramat sulit.
Bagi rakyat Papua, Presiden Jokowi dirasa bak pahlawan. Karenanya, begitu tiba di Asmat dia mendapatkan anugerah nama adat Kambepit dan gelar Panglima Perang Asmat. Hal ini sebagai tanda bukti kedekatan Jokowi dengan rakyat Papua yang sejauh ini banyak hidup dalam keterbelakangan. Sejauh ini, Jokowi merupakan presiden yang paling rajin blusukan. Dia sudah menginjakkan kakinya hampir di semua pulau di Indonesia baik dari yang terbesar sampai pada yang terkecil dan terluar. Tidaklah heran, apabila kemudian sosoknya begitu dicintai sebagian besar rakyat Indonesia.
Penulis : Anita Putri
Comentários